Bathine wong kang bisa ndarbeni ati nriman iku tansah ayem lan tentrem, marga satingkah-laku tansah linambaran keyakinan kang kandel marang kadar peparinging Pangeran. Nriman ora teges wis marem apa anane, nanging suwalike kepara malah sungkan meneng. Mung bae ora grusa-grusu kaya tumindake wong kang nduweni sipat ngangsa-angsa kaya ora gelem ngakoni kang arane pandum
_______________
_______________
Keuntungan orang yang mempunyai hati “nriman” jiwanya selalu tenang dan tenteram, karena semua tingkah-lakunya dilandasi keyakinan tebal atas “kadar” pemberian Allah. “Nriman” bukan berarti puas dengan apa yang ada tetapi justru sebaliknya orang “nriman” tidak mau tinggal diam. Hanya saja tindakannya tidak grusa-grusu seperti orang yang “ngaya” seolah tidak mau mengakui adanya “pandum” untuk masing-masing manusia
(Piwulang Kautaman, Pituduh 147)
Saya sendiri sudah lupa, dari mana saya dapatkan untaian indah ini, saya intip FB saya, itu merupakan salah satu yang pernah saya tulis di wall FB saya beberapa tahun yang lalu.
Mbah Aziz Lirboyo/Pacul Gowang, dalam satu kesempatan ceramahnya memaknai QONA'AH sebagai KESADARAN
Barusan, baca tentang teori kesadaran ini dari sisi ngelmu Psikologi, ternyata dalem buanget, dalam bahasa inggris kesadaran level 1 disebut dengan AWARENESS, Sedangkan lebih dalamnya lagi ada kesadaran level 2 yang disebut CONSIUSNESS
Kurang lebihnya, sepehaman saya adalah :
Level 1 - Awareness :
Ketika seorang sadar bahwa segala sesuatu dari Allah, milik Allah, dan akan kembali kepada Allah.
Level 2 - Conciusness :
Seorang sadar bahwa segalanya dari Allah, milik Allah & kembali kepada Allah, bersamaan dengan itu orang tersebut SADAR siapa Allah, Allah adalah "ilaah", pencipta, penguasa, dengan segala keagunganNya, SADAR pula bahwa Allah sedang mengawasinya, dan dekat dengannya.
Saya pun kemudian teringat ceramah dari Habib Jamal Ba'agil, menyampaikan kutipan yang juga saya temukan dalam kitab Nashoihul 'Ibad, sebagai berikut :
أوحى الله تعالى إلى عزير النبي قال: يا عزير، إذا أذنبت ذنبا
صغيرا فلا تنظر إلى صغره وانظر إلى من الذي أذنبت له، وإذا أصابك خير
يسير فلا تنظر إلى صغره وانظر إلى من الذي رزقك، وإذا أصابك بلية فلا
تشكوني إلى خلقي كما لا أشكوك إلى ملائكتي إذا صعدت إليّ مساويك.
ALLAH mewahyukan kepada Nabiyullah 'Uzair (Alaihis salam) :
1. Jika engkau melakukan dosa kecil, maka jangan engkau lihat KECIL nya, tapi lihatlah KEPADA SIAPA ENGKAU MELAKUKAN DOSA itu.
2. Jika engkau dianugerahi kebaikan (rezeki) yang remeh (kecil), jangan engkau melihat remeh/sedikitnya, tapi lihatlah kepada SIAPA YANG TELAH MEMBERIKAN nya kepadamu.
3. Jika engkau ditimpa keburukan, janganlah engkau mengeluhkan-Ku kepada Mahluk-Ku, sebagaimana Aku tak pernah mengeluhkan-mu kepada para Malaikat-Ku ketika disampaikan kepada-Ku keburukan yang Engkau perbuat.
0 komentar:
Posting Komentar