Dalam Al-qur'an satu ayat yang disebut-sebut sebagai ayat terpanjang adalah Surat Al-baqarah ayat 282 yang berisi penjelasan tentang transaksi hutang-piutang, saya bukan ingin membahas tentang isi kandungan ayat tersebut, tapi kemudian teringat saya pernah mendengar betapa ayat ini mengisyaratkan begitu panjang & ribetnya jika seorang sudah "terjerumus" pada urusan hutang-piutang, bukan saja ketika seorang masih hidup, tapi ketika sudah mati & di akhirat pun hutang yang belum terselesaikan akan mengejarnya, sebagaimana Rasul saw. pernah bersabda :
“Demi Tuhan yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian hidup lagi dan terbunuh lagi, kemudian hidup lagi dan terbunuh lagi sedangkan ada tanggungan utang padanya maka ia tidak akan masuk surga sampai melunasi utangnya.” (Nasai, Ath-Thabrani, Al-Hakim)
Konsekwensi lainnya yang berkaitan dengan urusan hutang itu salah satunya yang disabdakan rasulullah saw. pula ketika para sahabat bertanya kenapa Rasulullah begitu banyak berdoa agar terhindar dari hutang. Beliau saw bersabda,
“Sesungguhnya jika seseorang terlilit utang ia akan berbicara lalu berdusta, dan berjanji lalu mengingkari.” (Mutafaq ‘alaih)
Konsekwensi diatas kemudian akan memunculkan konsekwensi yang berkepanjangan pula, diantaranya : putusnya silaturrahmi, saling bermusuhan, turunnya martabat diri, dan lainnya.
Suatu ketika, betapa gembiranya saya mendapatkan fasilitas dari beberapa Bank dengan memberikan kartu kredit, dimana saya dapat mendapatkan pinjaman/kredit tanpa Agunan atau barang jaminan lagi, apalagi dengan limit yang cukup lumayan untuk ukuran karyawan swasta selevel saya, namun seiring perjalanan waktu, saya merasakan ada sesuatu yang mengganjal pada tiap transaksi saya, bukan ganjalan dari segi administrasi transaksi, namun "mungkin" ini yang disebut "Tidak barokah" , karena setiap kali saya menggunakan kartu kredit rasanya berat untuk melakukan pelunasan, bahkan suatu kali saya telah melunasi seluruh tagihan kartu kredit saya yang ada empat jenis beberapa diantaranya dikeluarkan oleh Bank yang berbeda, selama kartu itu masih saya simpan selalu saja ada yang membuat saya untuk menggunakannya, meski sebenarnya saya belum kepepet untuk menggunakan fasilitas kreditnya. Apakah mungkin anda juga mengalami hal yang demikian?!! =D
Memang, secara sadar sekuat tenaga sebaiknya kita menghindari yang namanya hutang, baik kepada seorang ataupun terlebih kepada Finance/Bank, jika memang terpaksa harus berhutang usahakan mempertimbangkan beberapa hal ini :
1. Hutang tidak melebihi nominal aset yang kita punya
2. Hutang kepada seorang yang tidak mensyaratkan kembali lebih (Riba)
3. Jika hutang kepada Bank usahakan memilih yang syariah
4. Setiap kali mendapatkan penghasilan sisihkan untuk membayar hutang, berapapun
5. Hutang untuk keperluan produktif atau mendesak saja
6. Jangan lupa berdo'a supaya terbebas dari hutang
Jika memang kita beruntung mendapatkan hutang dari seorang yang tidak mensyaratkan kembali lebih, selayaknya lah kita tetap memberikannya lebih, baik dalam bentuk barang atau uang paling tidak sebagai ungkapan terima kasih kita padanya, sebagaimana dalam hadist rasulullah saw. juga mengungkapkan :
خيركم أحسنكم قضاء
"Sebaik-baik seorang diantara kalian adalah yang paling baik dalam melunasi hutangnya"
Terkadang, hutang memang dari sesuatu yang sebenarnya bisa dianggap remeh namun akhirnya membuat seorang bisa terjebak, dan terperangkap didalamnya, Rasulullah saw. pernah mengajarkan doa yang dianjurkan untuk dibaca saat pagi & sore hari, dipetik dari kisah dalam sebuah hadist yang redaksinya yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudlriy sebagai berikut :
Satu hari Rasulullah (saw) masuk ke masjid, dan rasulullah mendapati seorang sahabat dari kalangan Anshor bernama Abu Umamah, rasul saw. bertanya : "wahai Abu Umamah, apa gerangan yang membuatku mendapatimu berdiam di masjid padahal bukan waktu sholat?" , Abu Umamah menjawab : "gundah-gulana & perkara hutang sedang menimpaku yaa Rasulallah", Rasul pun berkata padanya : "maukah engkau aku ajarkan doa yang mana jika engkau membacanya Allah akan menghapus kegalauanmu & melunaskan hutangmu?" , Abu Umamah menjawab : "Baik Yaa Rasulallah" , beliau kemudian mengajarkan doa berikut supaya dibaca waktu pagi & petang, sbb :
Abu Umamah berkata, "Kemudian aku baca doa tersebut, dan Allah menghilangkan kegalauanku & melunaskan hutang-hutangku".
Cerita tentang hutang yang melilit ini tidak hanya terjadi pada Sahabat Abu Umamah, Sayyidina Abu bakar (ra), pun pernah mengalaminya, bahkan Sayyidah 'Aisyah sendiri pernah mempunyai hutang satu dinar & 3 Dirham kepada sayyidah Asma' , sampai beliau sendiri merasa malu bila bertemu dengannya, sebagaimana redaksi kisah dari Sayyidah 'Aisyah (rah) tentang doa yang disampaikan oleh Rasulullah (saw) yang juga pernah diajarkan oleh Nabi Isa bin Maryam (as) kepada para sahabatnya yang petikannya dapat dijumpai di banyak kitab Hadist, kitab doa, dan lainnya, Nabi Isa mengatakan :
Tulisan ini hanya sepenggal sharing saja, semoga bermanfaat ditengah semakin maraknya dunia "perhutang-hutangan" ini, semoga tidak terjebak pada kemudahan yang ditawarkan, semoga senantiasa tetap sadar hati, bahwa yang perlu kita garis bawah bukan kata Mudah -nya, tapi garis bawah dengan cetak tebal-nya adalah kata HUTANG, semudah apapun, hutang akan membawa kesulitan tersendiri bagi diri kita.
Terkadang, hutang memang dari sesuatu yang sebenarnya bisa dianggap remeh namun akhirnya membuat seorang bisa terjebak, dan terperangkap didalamnya, Rasulullah saw. pernah mengajarkan doa yang dianjurkan untuk dibaca saat pagi & sore hari, dipetik dari kisah dalam sebuah hadist yang redaksinya yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudlriy sebagai berikut :
دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ الْمَسْجِدَ فَإِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ أَبُو أُمَامَةَ فَقَالَ: يَا أَبَا أُمَامَةَ مَا لِي أَرَاكَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ فِي غَيْرِ وَقْتِ الصَّلَاةِ ؟ قَالَ: هُمُومٌ لَزِمَتْنِي، وَدُيُونٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلَامًا إِذَا أَنْتَ قُلْتَهُ أَذْهَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّكَ، وَقَضَى عَنْكَ دَيْنَكَ ؟ قَالَ: قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: قُلْ إِذَا أَصْبَحْتَ، وَإِذَا أَمْسَيْتَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ، قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمِّي، وَقَضَى عَنِّي دَيْنِي
Satu hari Rasulullah (saw) masuk ke masjid, dan rasulullah mendapati seorang sahabat dari kalangan Anshor bernama Abu Umamah, rasul saw. bertanya : "wahai Abu Umamah, apa gerangan yang membuatku mendapatimu berdiam di masjid padahal bukan waktu sholat?" , Abu Umamah menjawab : "gundah-gulana & perkara hutang sedang menimpaku yaa Rasulallah", Rasul pun berkata padanya : "maukah engkau aku ajarkan doa yang mana jika engkau membacanya Allah akan menghapus kegalauanmu & melunaskan hutangmu?" , Abu Umamah menjawab : "Baik Yaa Rasulallah" , beliau kemudian mengajarkan doa berikut supaya dibaca waktu pagi & petang, sbb :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Cerita tentang hutang yang melilit ini tidak hanya terjadi pada Sahabat Abu Umamah, Sayyidina Abu bakar (ra), pun pernah mengalaminya, bahkan Sayyidah 'Aisyah sendiri pernah mempunyai hutang satu dinar & 3 Dirham kepada sayyidah Asma' , sampai beliau sendiri merasa malu bila bertemu dengannya, sebagaimana redaksi kisah dari Sayyidah 'Aisyah (rah) tentang doa yang disampaikan oleh Rasulullah (saw) yang juga pernah diajarkan oleh Nabi Isa bin Maryam (as) kepada para sahabatnya yang petikannya dapat dijumpai di banyak kitab Hadist, kitab doa, dan lainnya, Nabi Isa mengatakan :
“Seandainya diantara kalian ada yang memikul hutang sebesar Gunung , maka dengan doa ini Allah akan melunasinya“
maka dengan doa ini, Allah benar-benar memudahkan Sayyidina Abu bakar & Sayyidah 'Aisyah melunasi hutang-hutangnya.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، دَخَلَ عَلَى عَائِشَةَ ، فَقَالَ : هَلْ سَمِعْتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ دُعَاءً كَانَ يُعَلِّمَكِهِ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ ، وَذَكَرَ أَنَّ عِيسَى بْنَ مَرْيَمَ ، كَانَ يُعَلِّمُهُ أَصْحَابَهُ ، وَكَانَ يَقُولُ : " لَوْ كَانَ عَلَى أَحَدِكُمْ جَبَلُ دَيْنٍ ذَهَبًا ، قَضَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهُ ، ثُمَّ يَقُولُ : اللَّهُمَّ يَا فَارِجَ الْهَمِّ ، كَاشِفَ الْغَمِّ ، مُجِيبَ دَعْوَةَ الْمُضْطَرِّينَ ، رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَرَحِيمَهُمَا ، أَنْتَ تَرْحَمُنِي ، فَارْحَمْنِي رَحْمَةً تُغْنِينِي بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ " . أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ فِي حَدِيثِهِ : قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : " وَكَانَتْ عَلَيَّ ذُبَابَةٌ مِنْ دَيْنٍ ، وَكُنْتُ لِلدَّيْنِ كَارِهًا ، فَلَمْ أَلْبَثْ إِلَّا يَسِيرًا ، حَتَّى جَاءَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِفَائِدَةٍ ، فَقَضَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا عَنِّي مَا كَانَ عَلَيَّ مِنْ دَيْنٍ " . قَالَتْ عَائِشَةُ : " كَانَ لِأَسْمَاءَ عَلَيَّ دِينَارٌ وَثَلَاثَةُ دَرَاهِمَ ، وَكُنْتُ أَسْتَحِي مِنْهَا كُلَّمَا نَظَرَتْ إِلَيْهَا ، فَكُنْتُ أَدْعُو بِذَلِكَ الدُّعَاءِ ، فَمَا لَبِثْتُ إِلَّا يَسِيرًا حَتَّى جَاءَنِي اللَّهُ بِرِزْقٍ مِنْ غَيْرِ مِيرَاثٍ وَلَا صَدَقَةٍ ، فَقَضَيْتُهَا ، وَحَلَّيْتُ ابْنَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي بَكْرٍ ثَلَاثَ أَوَاقٍ ، وَفَضَلَ لَنَا فَضْلٌ حَسَنٌ " .
Tulisan ini hanya sepenggal sharing saja, semoga bermanfaat ditengah semakin maraknya dunia "perhutang-hutangan" ini, semoga tidak terjebak pada kemudahan yang ditawarkan, semoga senantiasa tetap sadar hati, bahwa yang perlu kita garis bawah bukan kata Mudah -nya, tapi garis bawah dengan cetak tebal-nya adalah kata HUTANG, semudah apapun, hutang akan membawa kesulitan tersendiri bagi diri kita.
على العاقل ان يكون عارفا بزمانه مستقبلا في شأنه عارفا بربه
Artinya : orang pintar harus paham kondisi zaman. Melakukan yang terbaik untuknya, seraya mengingat Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar