Beberapa tahun yang lalu saya pernah menuliskan tentang perjalanan saya ke Bromo dalam rangka mengantar tamu grup salah satu perusahaan telekomunikasi dari salah satu kota di Jawa Barat, tidak seperti kebanyakan grup saya yang sebelum-sebelumnya, yang ini begitu spesial bagi saya, karena hampir semua anggotanya Alhamdulillah orang-orang yang cukup memperhatikan sholat, baik waktunya, maupun ber-jamaahnya. Selama perjalanan masih disekitar dalam kota, baik di Malang ataupun Surabaya yang juga menjadi tujuan travelling kita kali ini, semua urusan sholat masih dapat dilakukan dengan mulus, tapi begitu sampai di salah satu hotel di Bromo yang kebetulan memiliki kamar yang sempit sehingga yang biasanya mereka terbiasa sholat berjamaah terpaksa harus sholat bersama di teras kamar, dan masalah kembali muncul saat waktu sholat Shubuh karena bertepatan dengan saat kita menanti "sunrise" (matahari terbit) dan masa itu ketersediaan air di Penanjakan tempat penantian sunrise (point view) sangat minim & bisa dikatakan memang sulit didapatkan, belum lagi tempat sholat yang juga tidak tersedia.
Begitulah sepenggal kisah grup saya ke Bromo Jaman "Baheula" (sekitar belasan tahun yang lalu), seiring berjalannya waktu saya kembali kesana dengan grup yang berbeda sudah mulai disediakan semacam pendopo (tempat terbuka) yang digunakan sebagai musholla, sedangkan untuk Wudhu juga disediakan semacam galon-galon berisi air yang memang disediakan untuk wudhu dengan penggunaan yang sangat terbatas sekali untuk menghemat ketersediaan air, dan bahkan sekarang sudah dibangun Mushola yang lebih besar di area parkiran Penanjakan yang diberi nama "Musholla atas awan" (Kalo nggak salah), yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap yaitu tempat wudlu dan toilet.
Begitulah sepenggal kisah grup saya ke Bromo Jaman "Baheula" (sekitar belasan tahun yang lalu), seiring berjalannya waktu saya kembali kesana dengan grup yang berbeda sudah mulai disediakan semacam pendopo (tempat terbuka) yang digunakan sebagai musholla, sedangkan untuk Wudhu juga disediakan semacam galon-galon berisi air yang memang disediakan untuk wudhu dengan penggunaan yang sangat terbatas sekali untuk menghemat ketersediaan air, dan bahkan sekarang sudah dibangun Mushola yang lebih besar di area parkiran Penanjakan yang diberi nama "Musholla atas awan" (Kalo nggak salah), yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap yaitu tempat wudlu dan toilet.
Nah, dengan adanya fasilitas untuk sholat ini, kita yang dulu ke Bromo tidak dapat menikmati indahnya sunrise karena keindahan alam tertutupi oleh mata hati yang tidak sholat shubuh, maka sekarang tidak perlu khawatir karena fasilitas tempat sholat sudah disediakan disana, tinggal kita memanfaatkannya.
Sengaja saya menuliskan tentang fasilitas sholat di Point View Penanjakan (Bromo) ini, sebagai informasi bagi yang ingin berkunjung ke Bromo untuk Sunrise, terutama bagi mereka yang tidak menginap di hotel di Bromo, karena sebagaimana diketahui bahwa penanjakan ini merupakan titik utama untuk melihat Sunrise baik mereka yang datang melalui jalur utama Probolinggo (Sukapura/Cemaralawang), ataupun dari jalur lain seperti Tosari (Pasuruan) dan juga Ngadas / Tumpang (Malang), dengan harga tiket sekitar Rp 37,500 (untuk tamu domestik) dan Rp 325,000 (untuk tamu Asing), sedang harga jeep dari Rest area Sukapura sekitar Rp 650,000 (untuk rute 4 titik), sedangkan harga sewa kuda sekitar Rp 150,000/ekor, silahkan dinego sendiri, barangkali bisa dapat lebih murah disana.
Kemanapun Jalan-jalannya, jangan lupa Sholat-nya ...
0 komentar:
Posting Komentar