Ngapunten, Kopinya monggo Bawa Sendiri

Dari Catatan Album Keluarga - Bani KH Abdussalam (Probolinggo)

SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN BUJUK TEKEPEK

Kisah ini dituturkan dari alm. Bpk. KH Suhadi, dari ayahnya yaitu Bpk. Lamsari, dari ayahnya KH. Abdussalam, bahwa Buju Tekepek berasal dari Madura, ada yang mengatakan tepatnya adalah dari desa Tongket, Sumenep.

Menurut Ky. Terkas yang tinggal di desa Keramat Agung, Bantaran, Probolinggo, beliau juga mengaku masih keturunan Bujuk Tekepek, beliau pernah menanyakan kepada (alm) H. Fathullah putra dari (alm) H. Holla - yang tinggal di Dsn. Polotan, Jorongan, beliau mengatakan bahwa bujuk Tekepek berasal dari desa Tongket, Sumenep, Madura.

Adik kandung H. Fathullah, bernama H. Abdul adzim pernah mengatakan bahwa KH. Abdussalam masih ada hubungan keluarga, beliau mengatakan hal ini kepada Bpk. Hafidz (penulis album keluarga ini - red)

KH. Suhadi pernah menuturkan bahwa dinamakan Bujuk Tekepek karena beliau melakukan tirakat memohon kebaikan kepada Allah untuk anak keturunannya sampai ia terjepit akar pohon, Tekepek artinya Terjepit dalam bahasa Madura.

Penelusuran makam Bujuk Tekepek pernah dilakukan oleh H. Slamet putra Bpk. Cipto dari Klakah (Lumajang), setelah menanyakan kepada Bpk. Kades Sepuh atau Bpk. kelebun desa Tongket ternyata betul bahwa makam Bujuk Tekepek terdapat di desa Tongket, Sumenep, Madura, bahkan menurut informasi dari masyarakat setempat Bujuk Tekepek juga memiliki saudara bernama Bujuk Aji.

SEJARAH SINGKAT H. SOLEH / MBAH RUBI'A

Kisah ini diceritakan oleh KH. Suhadi (Krian), pada saat pertemuan keluarga ke-18 (merupakan yang terakhir bagi beliau sebelum meninggal) bertempat di rumah Bpk Suhadak (Kelurahan Banjar, Driyorejo, Gresik) pada tanggal 23 Juli 2015.

KH. Suhadi mendengar dari ayahnya yaitu Bpk. Ahmad Lamsari, bahwa H. Soleh adalah seorang yang ahli ibadah, beliau sempat mengumpulkan uang di celengan yang terbuat dari bambu untuk digunakan berangkat naik haji ke tanah suci.

KISAH MAKAM MBAH ISMA'IL / MA'IL

Kami mendengar dari Bpk. Cipto (Klakah), tepatnya saat pertemuan ke-5 pada hari Minggu, 05 Desember 2002, bertempat di rumah Bpk Saiful Suliha (Jorongan, Leces, Probolinggo), juga diceritakan pula oleh Bpk. Hadi Sahir (Putra Bpk. Ahmad Lamsari).

Bahwa, suatu ketika Bpk. Mat Hajar (Abdul Karim), diajak oleh Kyai Hasim dari Polotan, Jorongan (Pendiri Pon Pes Ainul Yaqin) untuk ziarah ke makam Mbah Ma'il/Isma'il, Kuburannya terletak di utaranya Bpk. Tirto Suliha, setelah pulang dari ziarah Kyai Hasim bercerita kepada Bpk Mat Hajar bahwa kuburan Mbah Mai'l terbelah & Kyai Hasim melihat pada Mbah Mail saat ziarah itu, padahal saat itu beliau berdua dengan Bpk Mat Hajar.

Kisah ini saya (Bpk. Hafidz, penulis album keluarga bani abdussalam -red) sampaikan kepada KH. Maksum Hasim putera dari Kyai Hasim, beliau mengatakan bahwa Mbah Ma'il masih kakek buyutnya Kyai Hasim, termasuk pula Bujuk Maulan, kemudian saya diajak berziarah ke kuburan Bujuk Maulan & Mbah Ma'il, Jadi KH. Abdussalam masih saudara sepupu dengan Kyai Hasim,  kurang lebih seperti itu penjelasan dari KH Maksum.

SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN KH ABDUSSALAM

Kami himpunkan dari berbagai sumber, diantaranya dari ibu Halipa (puteri dari Bpk. Suryo/Abdul Qadir Jaelani), juga dari KH. Suhadi (putera Bpk Ahmad Lamsari), bahwa : 

KH. Abdussalam diperkirakan hidup pada tahun 1890-an Masehi,beliau seorang guru ngaji di Desa Polotan/Jorongan yang diantaranya terdapat santri laki-laki & perempuan, penulis juga mendapatkan cerita dari Ibu mantan Kades Jorongan yaitu Ibu Jondrosari bahwa Ibunya dulu juga pernah ngaji kepada KH Abdussalam. Musolla & rumahnya juga masih ada yaitu Musholla Panggung.

Salah satu keistimewaan (karomah) yang dimiliki KH Abdussalam adalah suatu ketika seorang membawa celurit akan membacok beliau, beberapa orang memberitahukan kepada KH Abdussalam supaya bersembunyi, namun beliau mengatakan "dia tidak akan membacok saya, tapi akan membacok pohon" , dan ketika orang itu datang ternyata benar ia hanya membacok pohon, akhirnya orang itupun yang masih kerabat KH Abdussalam merasa malu & meminta maaf, kisah ini diceritakan oleh Bpk Hedi Sahir (pada penulis).

SILSILAH YANG TERPUTUS

Dijelaskan oleh KH Suhadi, saat pertemuan di Gresik, di rumah Bpk Suhadak, pada tanggal 23 Juli 2015, dalam sambutannya beliau mengatakan ada silsilah yang terputus, usai sambutan penulis menanyakan, mana yang terputus paman? beliau menjawab "bahwa urutan silsilah keluarga diatas KH Abdussalam apakah Mbah Ismail ataukah H. Soleh/Mbah Rubi'a lalu Bujuk Maulan.

SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN BUJUK MAULAN

Dituturkan dari Bpk Hedi Sahir & KH Suhadi keduanya putra Bpk Ahmad Lamsari (bin KH Abdussalam), juga dari Bpk Cipto putra Bpk Mat Hajar (bin KH Abdussalam), bahwa Bujuk Maulan adalah putra Bujuk Tekepek, beliau seorang yang ahli ibadah bahkan beliau pernah menulis Al-qur'an menggunakan lidi pohon kallam sampai selesai 30 juz, kemudian beliau mengatakan jika anak cucu Bujuk Maulan ada kesusahan supaya membaca al-qur'an.

Menurut Paman Hedi, bahwa al-qur'an itu kini dipegang oleh Kyai Arifin (selatan Masjid jamik Annur, Jorongan, beliau adalah menantu Kyai Abdul Jalil).

PUTRA PUTRI KH ABDUSSALAM

Beliau dikaruniai putra-putri (6 bersaudara) diantaranya : 

1. Mbah Mat Hajar (Abdul Karim)
2. Mbah Suryo (Abdul Qadir Jailani)
3. Mbah Numsari
4. Nyai Arjo (Dewi Maimunah)
5. Mbah Ahmad Lamsari
6. Kyai Safik (Syafi'uddin)
















Share:

1 komentar:

  1. Semoga skema silsilahnya cepat jadi, dan masalah pembayaran utk acara HALAL BI HALAL bayak yg mengeluhkan utk masalah dana kas, seharusnya d bicarakan dulu kepada beberapa keluarga bani abdussalama berapa pemotongan utk kas, itu utk kebaikan kedepannya. Sekian terima kasih

    BalasHapus

Menu Es Campur

F