Ngapunten, Kopinya monggo Bawa Sendiri

Napak Tilas Nuzulul Qur'an di Goa Hira'

Perjalanan kali ini sebenarnya tidak termasuk dalam "itinerary" atau fasilitas yang ada dalam paket ziyarah, karena mungkin ini terlalu beresiko karena medan yang berat & kita masih ada jadwal untuk melaksanakan umroh dua kali lagi, sehingga lebih disarankan untuk melaksanakan ibadah ringan saja, seperti i'tikaf & sholat di masjid, supaya ada simpanan tenaga untuk thowaf, terlebih untuk sa'i, beberapa teman seperjalanan mengajak saya dan akhirnya sayapun tergoda, disamping memang penasaran dengan yang namanya Goa Hira'. 

Kita pun sewa taksi dengan biaya sekitar 5 riyal per orang, satu mobil berisi 6-8 orang (mobil innova), setelah sholat ashar kita berangkat menuju Jabal Nur , yang lokasinya sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat kota Makkah atau Masjidil Haram, sepertinya tidak sampai 20 menit kita sudah sampai di parkiran di kaki Jabal Nur yang jalannya menuju parkiran itu menanjak begitu tajam. 

Sesampainya diparkiran, sayapun turun dari mobil dan melihat kearah atas gunung lokasi pendakian, spontan mulut saya mengucapkan "Astaghfirullaahal 'adziim .." , bener-bener melihatnya saja saya seakan saya sudah antara "iya" & "tidak" untuk naik ke puncak dimana Goa Hira berada, namun seorang teman mengatakan pada saya "Ayo naik, ntar kalo ditengah udah gak kuat ya kita turun aja lagi" , saya pikir ada benernya juga. 

Sayapun mulai menanjak pelan, sambil beberapakali berhenti untuk menikmati pemandangan kota Makkah yang terlihat semakin diatas, semakin indah, apalagi menjelang terbenamnya matahari (Sunset) saat cuaca cerah begitu menawan, namun tanjakan tajam, dengan rangkaian tangga batu, ketinggian yang curam, membuat saya hampir putus asa, tapi alhamdulillaah akhirnya sampai juga di atas puncak yang banyak dihuni tenda-tenda kumuh orang (saya tidak tahu pasti, tapi mungkin semacam orang kurdi dari pakistan atau daerah sekitar india sana yang kesehariannya menghuni area Goa Hira dan berprofesi sebagai pengemis). 

Menuju Goa kita bisa melewati sebuah celah diantara dua himpitan batu besar di ruang sempit dan gelap, hanya dapat dilalui seorang saja secara bergantian, atau bisa juga lewat atas Goa, tapi rawan untuk meloncati para peziarah yang lain, karena kita harus turun pas didepan atas pintu Goa, dimana banyak peziarah yang sudah antri untuk masuk kedalam Goa Hira, yang sepertinya hanya cukup untuk dimasuki tak lebih dari empat orang saja, dan karena disana tidak ada askar (penjaga) yang menjaga disana, peziarah bisa saja sakarepe dewe (semaunya sendiri) menerobos antrian, juga berlama-lama didalam Goa, tanpa peduli di luar banyak yang antri untuk masuk juga.

Dari pengalaman perjalanan ke goa Hira' ini, kemudian terlintas dalam benak saya, bagaimana Rasulullah saw, dapat menemukan tempat seperti ini, apakah memang beliau menerima ilham untuk sampai ketempat ini, ataukah memang Goa ini sudah pernah dikenal dimasa beliau? wallaahu a'lam, yang jelas menuju ketempat ini sungguh membutuhkan perjuangan & fisik yang prima, tempat yang sempit, diatas Gunung yang curam & terjal, tak ada air, Rasulullah tinggal di dalamnya & menerima wahyu pembuka didalamnya.


Tanjakan menuju Goa

Suasana antrian di pintu Goa Hira'

View Kota Makkah di Malam hari dari atas Jabal Nur

Sholat Maghrib, Suasana Senja di Jabal Nur/Area Goa Hira'

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Menu Es Campur

F