Ada seorang teman dari sunda, bilang bahwa dia dulu di pondok juga memberikan makna (Nyarahi) kitab juga dengan menggunakan bahasa Jawa, tapi kenapa bahasa yang dipakai untuk "nyarahi" tersebut ternyata sulit diaplikasikan dalam pergaulan sehari-hari saat bersama teman-teman nya yang dari Jawa. Dari cerita itu kemudian saya baru sadar, bahwa memang bahasa yang digunakan saat nyarahi banyak berbeda dengan bahasa Jawa pergaulan.
Terinspirasi dari pengalaman itu saya kemudian teringat salah satu kata yang di Jawa, khususnya Jawa Timur memiliki padanan kata yang sangat banyak, terhitung paling tidak diantaranya sebagai berikut :
- Kowe : kata ini merupakan tingkatan tutur kata (unggah-ungguh) yang disebut "Ngoko Lugu" , dan biasa dipakai untuk pergaulan sejenis, sekasta, seumuran, atau ditujukan untuk orang yang lebih tinggi kedudukannya, lebih tua umurnya kepada orang yang lebih rendah & lebih muda.
Kata "Kowe" ini umum dipakai hampir diseluruh tanah Jawa (Jawa Tengah & Jawa Timur) di Jawa Timur sendiri lebih banyak dipakai di masyarakat daerah bagian barat, atau lebih akrab disebut daerah "kulonan".
- Panjenengan : Kosa kata yang satu ini, dipakai juga hampir diseluruh tanah Jawa (Jawa Tengah & Jawa Timur), dan merupakan tingkatan tutur kata (unggah-ungguh) yang lebih halus disebut "Krama Inggil" , biasa digunakan untuk seorang yang lebih rendah kedudukannya atau lebih muda umurnya kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya atau lebih tua.
- Sampeyan : mulanya saya berpikir kata ini juga umum dipakai di seluruh tanah Jawa, namun saya temukan ada beberapa daerah yang kosa kata "sampeyan" ini meskipun cukup dimengerti maksudnya tapi tidak umum dipakai untuk bahasa pergaulan sehari-hari, seperti di daerah Klaten (setahu saya), sedang untuk di Jawa Timur boleh dikatakan seluruh daerah mengenal & menggunakannya meski dengan dialek yang sedikit berbeda, seperti : Sampeyan, sampiyan.
- Ko'en (Kowen) : ini hampir sama dengan kata "kowe" dalam penggunaannya, namun lingkup daerah penggunanya hanya lebih akrab dipakai di beberapa daerah saja di Jawa Timur, seperti : Malang, Surabaya, Sidoarjo, dan mungkin sebagian Pasuruan & Gresik.
- Riko : Riko lebih umum digunakan dalam dialek Osing (Banyuwangi), tapi di Jawa Timur sebagian juga menggunakannya, dan meski bahasa ini dalam penggunaannya mirip dengan kata "Kowe" dalam sebagian pergaulan juga cocok untuk disamakan dengan "sampeyan" dalam arti bisa dibuat untuk orang yang lebih tua, tapi belum bisa sepadan dengan kata "panjenengan".
- Peno : Kata ini juga hampir sama pengertian & penggunaannya dengan kata "Riko" , hanya saja lingkup daerah penggunanya lebih didominasi daerah Malang, Surabaya, Sidoarjo, sebagian Pasuruan & Gresik, dll, dan lagi kata ini sering dipakai di pentas kesenian Ludruk khas Jawa Timur.
- Sliramu : Mungkin kata ini mirip dengan alih bahasa indonesia-nya adalah Dirimu, atau dalam bahasa dialek jawa lainnya di ucapkan dengan kata "Awakmu".
- Siro : Nah, ini adalah kata yang saya maksud, saya sendiri jarang atau mungkin seingat saya belum pernah menjumpai kata ini di pakai untuk bahasa pergaulan, saya hanya menjumpainya saat ngaji membaca kitab gundul dahulu kala.
Demikian sekelumit tentang kosa-kata bahasa Jawa "Kamu" , jikalau ada yang kurang pas silahkan memberikan koreksinya, tapi mohon maaf tak bisa kirim amplopan-nya. semoga tetap berkenan.
Ada lagi tingkat bahasa yg lebih tinggi dari Panjenengan yaitu Ndiko. Dipakai oleh bangsawan atau menunjuk pada Tuhan
BalasHapusKemudian Osing bukanlah dialek, tetapi bahasa dan tidak bisa disamakan dengan bahasa Jawa sekarang, karena sejak tahun 1114 M (sebelum Majapahit berdiri), Bahasa Osing sudah memisahkan diri dari Bahasa Sansekerta Jawa (Jawa Kuno)
BalasHapusNahh .. ini kayaknya saya perlu banyak belajar & cari referensi lebih banyak lagi ... turNuwun masukannya pak ..
Hapusada referensi nya gak kang, saya mau baca
HapusDolan Purworejo monggo mas, bahasa "siro" katah wonten Purworejo mas hehe
BalasHapusMaturNuwun masukannya Kangmas, penting ini piknik ke purworejo ... hehee
HapusNomu siro artinya apa?
BalasHapusSiro = Kamu, kalau "Nomu" saya kurang paham .. mungkin dalam satu kalimat lengkap bisa diraba-raba arti & maksudnya .. :D
Hapussaya asli surabaya tinggal di kampung sidosermo daerah pondokan, menurut pengetahuan saya urutannya sbb:
BalasHapuskoen, peno, sampeyan , ndiko, panjenengan. tapi ya monggo kerso menurut adat daerah masing masing.
seperti kita tahu kalau adat arab adanya cuma anta/i (ka/i) pada Tuhanpun tetap Anta. La Ilaha Illa Anta , Anta Maulana..
Banyuwangi (lu) =iro,siro
BalasHapus(Kamu)=riko
(Anda)=ndiko
Riko (banyuwangi) = rika (banyumas)
BalasHapusKoen = ko (banyumas)
BalasHapusRika atau riko dipakai juga di dialek banyumasan tidak hanya Osing. Kalau sira atau siro dipakai di perbatasan dialek Mataraman dan Banyumasan (antara Purworejo - Kebumen)
BalasHapus